Tuesday, September 22, 2015

Pendugaan Jenis Kelamin dan Srtuktur Umur Singa (Panthera leo)

Abstrak
Singa (Panthera leo) merupakan hewan dari keluarga felidae atau kucing besar. Saat ini jumlah populasi singa hampir punah. Pada singa jenis kelamin jantan dan betina  serta struktur dapat dibedakan dari bentuk morfologi, eilayah jelajah maupun perilakunya. Singa jantan memiliki rambut yang lebat yang menutupi kepala hingga bagian pundak sedangkan pada singa betina tidak memilikinya. Singa jantan sangat agresif dalam melindungi wilayah jelajahnya sedangkan singa betina merupakan pemburu utama dalam keluarga. Singa jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada singa betina. Pada singa yang masih kecil dapat dilihat dari aktifitasnya yang hanya bermain dan belajar mempertahankan diri. Hal inilah yang membedakan antar singa jantan dewasa, singa betina dewasa dan singa yang masih kecil.
Kata kunci :  Singa, struktur umur, dan jenis kelamin



Pendahuluan
Mamalia merupakan salah satu kelas dalam kingdom animalia yang memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan kelas satwa yang lain. Mamalia memiliki ciri-ciri seperti adanya kelenjar  susu serta terdapat rambut pada kulitnya. Mamalia memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan suatu ekosistem hutan menuju hutan klimaks atau seimbang (Saadudin AM, dkk 2010) . Untuk itu perlu upaya pengelolaan yang baik untuk menjaga agar keberadaan satwa tetap lestari. Untuk mendukung pengelolaan mamalia yang baik maka diperlukan data-data mengenai potensi mamalia yang terdapat di suatu kawasan. Oleh karena itu diadakan inventarisasi mamalia yang diperlukan sebagai upaya untuk membantu pengelolaan mamalia secara lestari.
Salah satu mamalia yang memerlukan pengelolaan secara intensif adalah singa. Singa ( Panthera leo) merupakan hewan dari keluarga felidae atau kucing besar. Saat ini jumlah populasi  singa hampir punah. Hal ini disebabkan karena banyak perburuan liar yang dilakukan oleh manusia. Selain itu, penyebabnya adalah penyakit yang menyebabkan kematian yang disebut distemper anjing, tubercolusis, serta FIV ( HIV pada kucing). Ancaman paling nyata terhadap kelangsungan hidup satwa ini adalah perburuan dan degradasi habitat (Foead 2009). Daerah persebarannya (perkembang-biakan) adalah di daerah Sub-Sahara Afrika dan Asia. Singa telah punah didaerah North Afrika (Afrika Utara) dan Southwest Asia (Asia Barat Daya).
Menurut Alikodra (1979) menyatakan bahwa sex ratio adalah perbandingan antara jumlah jantan dan betina dalam suatu populasi, biasanya dinyatakan sebagai jumlah jantan dalam 100 ekor betina. Untuk mengetahui sex ratio, sebelumnya perlu diketahui cara membedakan antara individu jantan dan invidu betina. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah melalui morfologi, perilaku, dan wilayah jelajah. Selain itu, morfologi dapat pula digunakan untuk menentukan struktur umur.
Menurut Odum (1971) menyatakan bahwa struktur umur merupakan ciri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Karenanya, nisbah dari berbagai kelompok umur dalam suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi dan menyatakan apa yang diharapkan pada masa mendatang. Pegetahuan akan struktur umur ini sangat penting untuk manajemen populasi singa. Dengan adanya manajemen populasi ini diharapkan jumlah singa bertambah dari tahun ke tahun.
Metode Penelitian
Data yang digunakan berupa studi literatur yang bersumber dari skripsi, jurnal ataupun artikel yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas mengenai pendugaan sturktur umur dan jenis kelamin.
Hasil dan Pembahasan
            Singa merupakan kucing besar yang hidupnya berkelompok dan memiliki keluarga besar. Dalam satu keluarga terdapat satu singa jantan dan satu singa betina serta bisa memiliki anak hingga lusinan. Singa betina lebih sering terlihat berkelompok dari pada singa jantan. Sedangkan singa jantan memisahkan diri dari keluarganya apabila ia sudah mencapai kedewasaan. Singa jantan yang telah dewasa mencari tempat atau daerah untuk dikuasainya bahkan ada juga yang bertarung demi memperebutkan daerah kekuasaan (Djarubito 1993).
Untuk menentukan jenis kelamin pada singa  dapat dilihat dari perbedaannya baik morfologi, perilaku maupun wilayah jelajahnya. Singa jantan  memiliki rambut tebal yang mengelilingi kepala hingga pundak mereka. Sedangkan singa betina tidak memilikinya. Panjang singa jantan adalah 260-330 cm, sedangkan betina mempunyai panjang betina 240-270 cm. panjang ekor jantan 70-105cm, betina 60-100 cm. berat jantan 150-225 kg, berat betina 120-150 kg. panjang dari ujung kaki ke pundak jantan 80-123 cm, betina 75-110 cm. sehabis lahir berat singa adalah 1-2 kg. Rata-rata umur singa adalah 10-15 tahun jika berada didalam hutan, tetapi jika dipelihara umur singa dapat mencapai 20 tahun (Blanford 1876).
Pejantan sangat agresif dalam mempertahankan wilayah kekuasaan. Pada umumnya, singa jantan menguasai sebuah wilayah yang mungkin mencakup sekitar 100 mil persegi (259 kilometer persegi) dari padang rumput, semak, atau hutan terbuka. Hewan ini menandai daerahnya dengan urin, gemuruh auman mengancam untuk memperingatkan penyusup, dan mengejar apabila ada singa atau bahkan hewan lain yang melanggar batas wilayah mereka. Singa betina adalah pemburu utama dalam keluarga. Segala keperluan makanan anak-anak singa diperoleh dari hasil jeripayah singa betina. Singa betina sering bekerja sama untuk memangsa hewan buruannya. Singa betina muda tidak ikut membantu untuk berburu sampai mereka berusi sekitar satu tahun. Singa betina muda ini akan berburu sendirian jika ada kesempatan sendiri, dan mereka juga mencuri membunuh dari hyena atau anjing liar (Perdana 2009).
Betina yang hamil akan meniggalkan kelompok untuk sementara, misalnya di gua bebatuan yang tidak di jangkau oleh binatang lain  dapat melahirkan 1-6 ekor singa. Berat singa yang baru  lahir 1.2 kg sampai 2.1 kg. Selama 1 minggu bayi singa tidak bisa melihat, hampir tidak ada kekuatan. Setelah 3 minggu sudah bisa berjalan. Begitu pula dengan gigi. Gigi sang anakan singa akan muncul pada usian 3 minggu tetapi baru berfungsi 1 minggu kemudian.  Betina yang melahirkan tidak akan kembali ke kelompok sebelum anaknya berusia 6-8 minggu.
Singa muda akan menghabiskan banyak waktunya dengan bermain dan berlatih mempertahankan diri, tepat sebelum usia 1 tahun mereka akan di latih untuk berburu mangsa seperti layaknya singa dewasa.
Pada usia 2 tahun singa akan dewasa kelamin, pada jantan akan mulai terlihat tumbuh surai. Surai ini yang menyebabkan mereka terusir dari kelompok dan ketangguhan dari singa muda ini akan menentukan berhasil tidaknya mereka membuat dan menguasai kelompok baru, sedangkan singa betina akan tetap tergabung dalam kelompok tersebut meskipun diketahui ada yang hidup sendiri (Klein dan Martin1984).
Singa jantan yang hidup sendiri disebut jantan nomaden, terkadang mereka membuat asosiasi atau kelompok singa jantan yang terdiri dari 2 atau 3 anggota. Kelompok baru ini mungkin terjadi pada pertemuan antara  jantan muda yang diusir dari kelompok, atau mungkin saja sebelumnya terikat hubungan darah. Mereka biasa menghabiskan hidup bersama, berburu selama bertahun-tahun bahkan sampai mati.

Kesimpulan
Mengetahui jenis kelamin pada singa sangat diperlukan untuk mengetahui sex ratio pada singa. Sex ratio ini sangat berguna dalam manajemen  populasi singa. Untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin pada singa dapat dilihat dari  tinggi, panjang ekor, pola hidup, tebal rambut, serta daerah jelajah singa tersebut. Perbadaan morfologi tersebut bisa menjadi penentu struktur umur singa. Struktur umur badak dapat dilihat dari jumlah, ukuran dan warna yang berubah semakin meningkatnya umur, tubuh badak yang semakin berat seiring bertambahnya umur, ukuran panjang dan tinggi tubuh badak yang semakin bertambah seiring bertambahnya umur, serta warna kulit Badak sumatera akan semakin memudar seiring bertambahnya umur.

Daftar Pustaka
Alikodra HS. 1979. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd. Philadelphia.
Perdana DPC. 2009. Perilaku Harian Singa (Panthera leo) dalam Konservasi Kebun Binatang Surabaya. [skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Institut Teknologi Sepuluh November.
Djarubito, MB. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Blanford, WT. 1876.  Zoology and geology. Vol. II. Macmillan and Co., London.

Klein, R.G. and Martin, PS. 1984. Mammalian extinctions and stone age people in Africa.  University of Arizona Press, Tucson, AZ.

0 comments:

Post a Comment