BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Tanaman terutama pohon mempunyai peran yang penting dalam
mengatasi perubahan iklim global yang terjadi saat ini, selain itu pohon juga
dapat mempercantik taman. Fungsi pohon dalam mengatasi perubahan iklim dan
mempercantik taman antara lain, penahan dan penyaring partikel padat dari
udara, penyerap dan penjerap dari partikel timbal, penyerap dan penjerap dari
debu semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon
monoksida, penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen, penahan angin,
penyerap dan penepis bau, mengatasi penggenangan, mengatasi intruisi air laut,
produksi tebatas, ameliorasi iklim, pengolahan sampah, pelestarian air tanah,
penepis cahaya silau, meningkatkan keindahan, sebagai habitat burung,
mengurangi stress, mengamankan pantai terhadap abrasi, meningkatkan industri
pariwisata, sebagai hobi dan pengisi waktu luang (Dahlan 1992).
Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan
setelah penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan
berhasil. Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal
setelah penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan
penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik dari lingkungan
tersebut (Indriyanto 2000).
Pemeliharaan tanaman juga sangat penting dalam
pengelolaan taman guna menentukan keberhasilan proyek pembangunan lansekap.
Aspek pemeliharaan tersebut meliputi pembersihan areal taman dan tanaman,
penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah dan aerasi tanah, serta teknik penyiraman.
Teknik pemupukan tanaman, pamangkasan dan pengendalian hama penyakit (Arifin
dan Nurhayati 2000).
Untuk mendapatkan suatu tegakan yang mempunyai peran yang
sangat besar maka setiap pohon memerlukan pemeliharaan. Beberapa kegiatan
pemeliharan tanaman antara lain: penyulaman, penyiangan, pendangiran,
pemupukan, pemangkasan cabang, penjarangan tanaman, dan pengendalian hama
penyakit (Darjadi dan Hardjono 1976).
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui tujuan dan waktu dilakukannya pendangiran.
2.
Mengetahui teknik atau cara pendangiran.
3.
Mengetahui alat yang digunakan dalam pendangiran.
BAB II
ISI
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar
tanaman pokok yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah)
(Daniel et al 1987). Sedangkan
menurut Sumardi dan Widyastuti (2004) pendangir merupakan suatu bentuk kegiatan
yang membutuhkan semacam alat yang akan mengaduk permukaan tanah sampai
kedalaman yang sedikit saja dengan cara sedemikian rupa, hingga gulma yang
masih kecil bisa dimusnahkan dan pertumbuhan budidaya dapat
ditingkatkan. Pendangiran untuk mengendalikan gulma dengan pengadukan tanah
dapat dimulai pada lahan siap tanam sebelum penanaman. Setelah penanaman tanah
dapat didangir, yang untuk sementara tanaman dilakukan sebelum tanaman –
tanaman muncul diatas permukaan tanah. Pendangiran biasanya dimulai segera
setelah munculnya semaian tanaman diatas tanah, mengingat bahwa gulma juga
muncul pada saat yang bersamaan.
Adapun tujuan dari kegiatan ini dalah untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, tujuan
pendangiran adalah untuk menahan lengas (membasmi gulma, melonggarkan mulsa
pada permukaan, dan menahan air hujan),
mengembangkan bahan makanan tanaman, aerasi tanah yang memungkinkan oksigen
masuk kedalam tanah serta meningkatkan kegiatan jasad renik (mikroorganisme).
Pendangiran dilakukan disekitar tanaman pokok dan
dilakukan ketika pada saat musim hujan, dimana tanaman masih muda. Kegiatan pendangiran dilakukan setelah
kegiatan penyiangan. Waktu pendangiran dilakukan pada musim kemarau menjelang
musim hujan tiba. Pencangkulan disekitar tanaman pokok dengan diameter 50 cm
dengan menggemburkan tanah dan berbentuk piringan namun tergantung jarak
tanamnya. Meninggikan tanah disekitar tanaman pokok agar air tidak tergenang.
Dalam kegiatan pendangiran tanaman perlu ekstra hati-hati jangan sampai
mencederai tanaman apalagi sampai terpotong. Kegiatan pendangiran sebaiknya
dilakukan 2 kali dalam setahun yakni awal musim hujan dan awal musim kemarau.
Selain itu, tergantung pada tekstur
tanahnya, makin berat teksturnya maka makin sering dilakukan pendangiran. Pendangiran
dilakukan pada tanaman berumur 1-4 tahun dan diutamakan pada tanaman yang
mengalami stagnasi pertumbuhan atau tempat tumbuhnya bertekstur berat dan lahan
tidak melalui pengolahan tanah (Departemen Kehutanan 2009).
Cara pendangiran dilakukan dengan menggunakan cangkul.
Cangkul merupakan alat pendangir yang digunakan untuk menyiang dan membasmi
gulma dan rumput disekitar tanaman muda. Bila mana hujan menyebabkan
terbentuknya kerak yang keras diatas tanah dan menghalangi munculnya semai
diatas tanah, cangkul merupakan perkakas
yang amat baik untuk menggemburkan kerak tanah. Dihindari cara pencangkulan
yang terlalu dalam karena dapat merusak perakaran (Kosasih AS et al.
2002).
Rangkaian Pendangiran
Rangkaian pendangiran atau anjungan
pendangir terdiri atas suatu balok yang padanya dipasang tangki atau tiang yang
mempunyai kaki yang dapat diatur, dipasang dengan sudut sedemikian rupa, hingga
padanya dapat dipasang dengan baut suatu singkup atau sikat. Ada satu rangkaian untuk masing – masing sisi
tiap larik. Pendangir 1 rarik mempunyai 2 rangkaian, pendangir 4 larik
mempunyai 8 rangkaian, dan pendangir 8 larik mempunyai 16 pangkaian. Banyak
sekali tipe rakitan yang dirancang agar sesuai dengan aneka tanaman, tanah, dan
usaha tani yang berbeda – beda. Jumlah dan tipe anggota bagian pengaduk tanah
biasanya menentukan gaya rangkaian (Daniel et al 1987).
Balok dapat terdiri atas suatu pipa
lurus, batang dengan penampang bujur sangkar atau balok yang terbuat dari baja
batangan yang pipih. Balok pipa memerlukan palang silang untuk menunjang
tangkai, sehingga bagian pengaduk tanah dapat diatur kesamping sesuai dengan
fariasi jumlah tangkai dan ukuran spu sorong. balok batang bujur sangkar
dibengkokkan ke samping sehingga tangkai – tangkai dapat langsung dikelem pada
batang padi.
Pada kondisi – kondisi yang berat,
rangkaian – rangkaian tersebut ditahan terpisah pada jarak yang sama dengan
batang ruangan, lengkungan atau pengikat – pengikat kaki. Rangkaian dapat
dipindahkan ke samping pada batang kerangka disesuaikan dengan jarak antar
larikan yang berbeda – beda. Bila baut – baut terpasang kuat – kuat, rangkaian
tersebut ditahan dengan kokoh ditempatnya. Tak ada kemungkinana untuk
pemindahan rangkaian kesamping selai dengan menggunakan traktor.
Bagian belakang pendangir yang
terpasang pada traktor terdiri atas 3 balok, tangkai dan sapu sorong. sapu –
sapu sorong ini sering disebut dengan istilah bajak penggaruk, karena alat itu
membajak tapak roda traktor. Tiga buah pengangkat tangki tersedia untuk daerah
– daerah yang batuan dan akar – akar masih ada di permukaan tanah. Tipe – tipe
tersebut adalah pengangkut pegas (spring-trip),
pemutus dan gesekan (friksi). Dimana
tidak ada penghalang didalam tanah, dapat digunakan tangki baja bundar yang
kokoh. Tangki yang tegar digunakan untuk penggulud piringan (disk-hiller) dan piringan pembuat
rintangan ( barring off disks).
DAFTAR PUSTAKA
Arifin
HS dan Nurhayati. 2000. Pemeliharaan
Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Dahlan EN. 1992. Hutan Kota. Jakarta: Asosiasi Pegusaha Hutan Indonesia (APHI).
[Tidak dipublikasikan].
Daniel,
Th.W.,John Helms dan F.S.Baker, 1987. Prinsip-Prinsip Silvikutur. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Darjadi L dan R Hardjono. 1976. Sendi-Sendi Silvikultur. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kehutanan. Departemen Pertanian.
Departemen
Kehutanan. 2009. Pemeliharaan Demplot Provenan Mahoni (Swietenia sp) di Desa Bellabori (Borisallo) Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan.
Indriyanto. 2000 Pengaruh Beberapa Cara
Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Sengon. Prosiding Seminar Nasional III
Pengembangan Wilayah Lahan Kering. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Kosasih AS et al. 2002. Petunjuk
Teknis Pemeliharaan dan Perlindungan Pada Introduksi Jenis Pohon Hutan. Info
Hutan No. 151. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
0 comments:
Post a Comment